Apabila kita telah berusaha dan bekerja keras.
Apabila kita telah jalani Sholat yang lima waktu.
Apabila kita sudah melakukan Sholat Dhuha, Tahajud, Dzikir, Sholawat dan DOA.
Namun tetap miskin juga.
Tak perlu minder apalagi protes pada-NYA.
Seorang anak bertanya kepada ibunya :
Ibu, mengapa kita miskin ?
Dengan tenang sang ibu berkata :
Nak, hidup ini seperti jalan-jalan di Supermarket. Semua orang boleh memilih dan membawa barang apa saja yang ia inginkan.
Siapa yang membawa sepotong roti, maka ia harus membayar seharga sepotong roti,
Siapa yang membawa tiga potong roti, iapun harus membayar tiga potong roti.
Sementara kita tak mungkin membawa apa-apa. Karena tak punya uang untuk membelinya.
Dipintu kasirpun kita tak akan diperiksa, dibiarkan jalan begitu saja.
Begitu pula kelak di Hari Kiamat Nak.
Saat orang-orang kaya antri menjalani pemeriksaan untuk dimintai pertanggung jawaban.
Saat orang-orang kaya ditanya tentang :
Darimana hartanya mereka peroleh ?
Dan kemana hartanya mereka gunakan ?
Kita dibiarkan terus berjalan tanpa beban.
Lebih enak bukan !
Apakah engkau masih juga belum bisa menerima ?
Anakku,
Jika kita memang ditakdirkan menjadi orang miskin :
BERSABARLAH SEJENAK,
Karena setelah kematian, kemiskinan itu akan sirna.
BERPIKIRLAH POSITIF,
Barangkali, jika kita kaya belum tentu bisa lebih bertakwa.
Mungkin juga, dengan kemiskinan kita akan lebih mudah meraih SURGA-NYA.
JANGAN PERNAH MINDER,
Karena kaya dan miskin bukanlah ukuran Mulia dan Hinanya manusia.
Tetaplah berprasangka baik pada ALLAH SWT.
Singkirkan cemburu, buanglah tanda tanya,
Tentang KehendakNYA Pembagi Nikmat.
Mungkin yang buat kita masih tersimpan di SURGA, Menunggu kita Siap Menerima.
(Sumber : WA, jika anda pemilik asli artikel ini dan merasa keberatan tulisan ini diupload di website suarayatim.org silahkan kirim email ke yayasansuarayatim[at]gmail.com untuk diturunkan/ dihapus artikel ini ).